Hak Muslim Atas Sesama Muslim


4654
SIFAT
Ukhuwah ( persaudaraan ) karena Allah Swt merupakan nikmat yang sangat agung. Ia ibarat minuman segar yang disuguhkan khusus bagi orang-orang mukmin. Islam membuka jalan-jalan terwujudnya ukhuwah sesama muslim, seperti perintah menyebarkan salam, perintah menjenguk orang sakit dan perintah-perintah lainnya.

Oleh: Ustadz Muhammad Dahri, Lc, MA

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ، نَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا، وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ )[آل عمران: 102]

(يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا )[النساء: 1]

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا70 يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا71) [الأحزاب: 70-71]

أَلافَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اللهم فَصَلِّ وَسَلِّم علَىَ هَذَا النَّبِي الكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَن تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ.

Kaum Muslimun Jamaah Jum’at yang dimuliakan oleh Allah.

Allah Subhanallahu wa Ta’ala berfirman,

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ 102 وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آَيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ103)[آل عمران: 102-103]

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan jangan sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam. Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah (agama Islam), dan janganlah kamu bercerai-berai. Dan kenanglah nikmat Allah kepada kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (semasa jahiliah dahulu), lalu Allah menyatukan di antara hati kamu (sehingga kamu bersatu-padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu dengan nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara dan kamu dahulu telah berada di tepi jurang neraka (disebabkan kekufuran kamu semasa jahiliah), lalu Allah selamatkan kamu dari neraka itu (disebabkan nikmat Islam juga) Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat keteranganNya, supaya kamu mendapat petunjuk hidayahNya.” (Ali Imran: 102-103)

Dari ayat di atas kita memahami bahwa Iman, takwa dan Islam adalah asas-asas yang perlu ada dalam pembinaan ukhuwah Islamiah. Dengan demikian, Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang orang-orang beriman berpecah belah dan saling bermusuhan setelah mereka diperintahkan berpegang teguh dengan agama Allah, Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan di dalam ayat ini bahwa ukhuwah dalam Islam adalah merupakan suatu nikmat-Nya yang besar yang diberikan kepada orang-orang yang beriman.

Kaum Ansar yang terdiri dari ‘Aus dan Khazraj merupakan dua kabilah yang saling bermusuhan sebelum mereka menerima Islam. Dengan nikmat inilah Allah menjadikan mereka orang-orang Islam yang bersaudara. Tidak sekadar itu, malah mereka dipersaudarakan dengan golongan muhajirin dari Makkah dalam peristiwa Hijrah yang begitu bersejarah. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

(وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ )[الحشر: 9]

“Dan orang-orang (Ansar) yang mendiami negeri (Madinah) serta beriman sebelum mereka, mengasihi orang-orang yang berhijrah ke negeri mereka, dan tidak ada pula dalam hati mereka perasaan berhajatkan apa yang telah diberi kepada orang-orang yang berhijrah itu; dan mereka juga mengutamakan orang-orang yang berhijrah itu lebih daripada diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam keadaan kekurangan dan amat berhajat. Dan (ingatlah), sesiapa yang menjaga serta memelihara dirinya daripada dipengaruhi oleh tabiat bakhilnya, maka merekalah orang-orang yang berjaya.” (Al-Hasyr: 9)

Semangat persaudaraan yang tinggi dengan berteraskan keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ini tidak pernah terjadi dalam sejarah peradaban manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan bahawa persaudaraan dalam Islam ini mestilah berdasarkan keimanan kepada-Nya. Maka diperintahkan kepada orang-orang yang beriman agar mendamaikan dua orang saudara mereka sekiranya terjadi pertikaian, dengan itu hendaklah mereka bertakwa agar mendapat rahmat daripada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala,

(إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ )[الحجرات: 10]

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara, maka damaikanlah di antara dua saudara kamu (yang bertelingkah) itu; dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beroleh rahmat.” (Al-Hujurat: 10)

Sidang Jum’at yang dimuliakan oleh Allah…

Apabila Al-Qur’an menerangkan tentang keutamaan nilai ukhuwah, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menegaskan larangan perkara-perkara yang dapat merusak ukhuwah tersebut. Sebagai contohnya dalam bidang ekonomi, Allah menghalalkan perniagaan dan jual beli tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang daripada berlakunya riba dan segala bentuk penindasan seperti ihtikar (monopoli), penipuan dalam timbangan dan sebagainya karena menyebabkan permusuhan, hasad dengki, dan saling tidak puas hati antara satu sama lain. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

(وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا) [البقرة: 275]

“Padahal Allah telah menghalalkan berjual-beli (berniaga) dan mengharamkan riba.” (Al-Baqarah: 275)

Allah menghalalkan juAl-beli yang berasaskan konsep saling ridha dan mengharamkan penindasan dan penipuan. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا) [النساء: 29]

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan (gunakan) harta-harta kamu sesama kamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang dilakukan secara ridha meridhai di antara kamu.” (An-Nisa’: 29). Allah berfirman,

(وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ 1 الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ2) [المطففين:1-2]

“Kecelakaan besar bagi orang-orang yang curang (dalam timbangan dan sukatan), yaitu mereka yang apabila menerima sukatan dari orang lain mereka mengambilnya dengan cukup,” . (Al-Muthaffifiin: 1-2)

Kaum Muslimin, Sidang Jum’at yang dimuliakan oleh Allah…

Dalam urusan mualamat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga melarang kita mengadu domba, menggunjing, menghina, mengumpat serta memfitnah dan segala perbuatan yang merusak ukhuwah Islamiyah. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ )[الحجرات: 12]

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang, dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? (Jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Karena itu, patuhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha mengasihani.” (Al-Hujurat: 12)

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِـرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَـائِرِ الْـمُسْلِـمِـينَ مِنْ كُـلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِـرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِـيمُ

p>إِنَ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.

Kaum Muslimin, Sidang Jum’at yang dimuliakan oleh Allah…

di dalam hadits-hadits terdapat banyak keterangan berkaitan dengan nilai persaudaraan di dalam Islam dan hak-hak seorang Muslim atas saudaranya serta larangan-larangan terhadap pencerobohan tersebut. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَنَاجَشُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا الْمُسْلِمُ أَخُوالْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنْ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

“Janganlah saling berhasad dengki, dan janganlah kamu berjual-beli dengan penipuan, dan janganlah kamu saling benci-membenci, dan janganlah kamu saling belakang-membelakangi, dan janganlah setengah daripada kamu menjual di atas jualan setengah yang lain, dan jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim, itu adalah saudara bagi Muslim, yang lain, janganlah ia menzaliminya, dan janganlah ia menganiayainya (tidak memberikan pertolongan), dan janganlah ia menghinakannya. Takwa itu di sini,” dan Beliau menunjuk ke dadanya sebanyak tiga kali (lalu menyambung sabdanya), “Daripada keburukan seseorang itu adalah ia menghina saudaranya Muslim. Setiap Muslim terhadap Muslim yang lain haram darahnya, hartanya dan kehormatannya.” (Hadis riwayat Imam Muslim)

Dari Abdullah Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, Nabi Shallallahu alaihi wasallam, bersabda,

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْه

“Seorang Muslim, itu adalah barangsiapa yang selamat orang-orang Islam yang lain daripada lidahnya dan (perbuatan) tangannya. dan seorang yang berhijrah itu adalah barangsiapa yang berhijrah (meninggalkan) apa yang dilarang oleh Allah.” (Hadits riwayat Imam Al-Bukhari)

Maka umat Islam wajib menjaga batas-batas dan hak-hak sebagai seorang Muslim, terhadap saudaranya yang lain. Selain itu Islam juga menganjurkan amalan-amalan yang dapat mengeratkan ikatan kasih sayang dan ukhuwah sesama Muslimin. Di antaranya ialah mengucap dan menyebarkan salam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah bersabda,

« وَالَّذِي نَفْسُي بِيدَهُ ، لَا تَدَخَّلُوا الْجِنَّةَ حَتَّى تَسْلَمُوا ، وَلَا تَسْلَمُوا حَتَّى تُحَابُّوا ، وَأَفْشَوْا السَّلاَمَ تُحَابُّوا »

“Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya. Kamu tidak masuk surga sehingga kamu masuk Islam, dan kamu tidak masuk Islam sehingga kamu saling berkasih sayang, sebarkanlah salam di kalangan kamu, pasti kalian saling mencintai.” (HR. Imam Bukhari, dalam kitab Al-Adab Al-Mufrad).

Hadits di atas menyatakan dengan menyebarkan salam dapat melahirkan rasa kecintaan dan kasih sayang. Maka berikanlah salam kepada siapa saja di kalangan Muslimin dikenal atau tidak. Karena dalam hadits yang diriwayatkan Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, seorang lelaki bertanya kepada Nabi Shallallahu alaihi wasallam,

أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ

“Apakah (amalan) yang terbaik dalam Islam?” Jawab (Nabi) Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Engkau memberi makan, dan engkau mengucapkan salam kepada siapapun yang engkau kenal dan tidak kenal.” (HR. Imam Al-Bukhari)

Kita juga dianjurkan agar memperbanyak bersilaturrahim satu sama lain, saling memaafkan sekiranya berlaku perselisihan, saling menghormati dan mengamalkan ajaran Islam dengan sebenar-benarnya. Sehingga lahir satu masyarakat Islam yang hidup bagaikan satu tubuh. Hidup berkasih sayang, saling melengkapi, bantu membantu di antara satu sama lain.

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Peumpamaan orang-orang yang beriman itu pada kasih-sayang, rasa belas dan ikatan sesama mereka adalah umpama satu jasad, sekiranya satu anggota jasad merasai kesakitan maka yang seluruh jasad juga akan turut merasai sakit.” (HR. Imam Muslim)

فَاِعْلَمُوا أَنْ اللهَ أَمرَّكُمْ بأمر بَدَأَ فِيه بِنَفْسُه وَثَنَى بِمَلاَئِكَتِهُ الْمَسْبَحَةَ بِقُدُسِهُ وَثُلْثَ بِكُمْ أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ فَقَالَ عِزِّ مِنْ قَائِلِ(ﭲ ﭳ ﭴ ﭵ ﭶ ﭷ ﭸ ﭹ ﭺ ﭻ ﭼ ﭽ ﭾ ﭿ ﮀ) [الأحزاب:٥٦].

اللَّهُمُّ صِلِّ وَسَلْمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدَ وَعَلَى آله وَصحابَتَهُ وَمِنْ اِهْتَدَى بِهُديِهُ واستن بِسَنَتِهُ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ .ثَمَّ اللَّهُمُّ اُرْضُ عَنْ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ أَبِي بَكَرَ وَعَمَرَ وعثمان وَعَلَيِي وَعَلَى بَقِيَّةَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَتَابِعَ التَّابِعِينَ وَعَلَينَا مَعَهُمْ بِرَحِمَتِكَ يا أَرحمَ الرَّحِمِينَ .

اللَّهُمُّ إنا نَسْأَلُكَ بِكُلَّ اِسْمَ هَوْلِكَ سَمَّيْتُ بِهِ نَفْسُكِ أَوَأَنْزَلَتْهُ فِي كُتَّابِكَ أَوْ عُلْمَتَهُ أَحَّدَا مِنْ خُلُقِكَ أواستأثرتبه فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكِ أَنْ تَجْعَلَ القرآن رَبِيعَ قُلُوبِنَا وَنُورَ صُدُورِنَا وجلاءَ أحزاننا وَذَهَابَ همومنا وَغُمُومَنَا

اللَّهُمُّ اِغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ والمؤمين وَالْمُؤَمَّنَاتِ الأحياء مِنْهُمْ والأموات .

اللَّهُمُّ أَعَزَّ الإسلام وَالْمُسَلَّمَيْنِ وَأُهِلُّكَ الْكَفَرَةَ والمشركين وَدَمَّرَ أَعَدَّاءَكَ أَعَدَّاءَ الدِّينِ

اللَّهُمُّ أَصلحَ لَنَا دَيِّنَنَا الَّذِي هوعصمة أَمرَّنَا ، وَأَصْلَحَ لَنَا دنياَنَا الَّتِي فِيهَا مَعَاشَنَا وَأَصْلَحَ لَنَا آخرتنا الَّتِي إِلَيهَا مُعَادَنَا وَاِجْعَلْ اللَّهُمُّ حَيَّاتِنَا زِيادَةَ لَنَا فِي كُلَّ خَيِّرَ وَاِجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةَ لَنَا مِنْ كُلَّ شَرَّ

اللَّهُمُّ أَعَنَّا عَلَى ذَكَرِكَ وَشكرَكَ وَحَسَنَ عِبَادَتِكَ

اللَّهُمُّ إنا نَسْأَلُكَ الْهُدى وَاِلْتَقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنى وَحَسَنَ الْخَاتِمَةِ

اللَّهُمُّ اِغْفِرْ لَنَا واوالدينا وَاِرْحَمْهُمْ كَمَا رَبْوَنَا صغارَا

( رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا) [الفرقان: 74]

(رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ) [آل عمران: 8]

( رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ )[البقرة: 201]

عبَادُ اللَّهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعِدْلِ والإحسان وإيتاء ذى الْقربى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكِرِ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكِرُونَ فَاِذَّكَرُوا اللَّه الْعَظِيمَ يَذَّكِرُكُمْ وَاِسْأَلُوهُ مِنْ فُضُلِهُ يُعْطَكُمْ وَلِذَكَرِ اللهُ أَكبرِ وَاللهَ يُعْلِمُ مَا تُصَنِّعُونَ





Tags:




Definisi-Definisi Dasar dalam Haji